Suatu keadaan yang
mengesampingkan hal-hal tertentu dengan ketidakpastian. Keadaan yang sering
berputar, seakan-akan adanya suatu ketidakmungkinan yang dapat menjamin dua hal
yang berbeda bisa disatukan dengan mudahnya.
Bicara tentang
prioritas. Bicara tentang menomorsatukan.
Prioritas.
Ya.
Sering disalah-artikan
bahwa prioritas bisa untuk 2 hal. Inilah fatalnya.
Prioritas berbicara
tentang siapa yang dinomorsatukan. Selain daripada prioritas itu sendiri,
terpaksa harus dinomorduakan atau dengan kata lain dikesampingkan.
Lantas, apakah hal yang
bukan di prioritaskan itu tidak penting?
Sering muncul beberapa
argumensasi dari banyak kalangan bahwa sesuatu yang tidak menjadi prioritas
adalah hal belakang dengan makna lain "tidak begitu dipentingkan".
Bicara tentang
prioritas. Bicara tentang angka 1.
Angka 1 adalah angka
egois. Angka yang berarti. Bila angka-angka yang lain dapat berdiri tanpa angka
1, maka nominalnya dicap sedikit bahkan dianggap tidak berarti.
Angka 1 juga adalah
angka yang dapat memulai angka-angka yang lain. Mungkin saja, angka-angka yang
lain tidak dapat disebutkan atau bahkan diingat jikalau angka 1 tidak disebut
atau diingat pertama kali.
Sama halnya dengan
prioritas.
Namanya juga prioritas,
dengan otomatis segala sesuatu yang sudah disebut prioritas berarti itulah yang
dinomorsatukan. Tanpa prioritas, mungkin hal-hal yang lain tidak mungkin bisa
di follow-up kecuali di prioritaskan.
Bicara tentang
prioritas. Bicara tentang hal yang dianggap penting dan yang tidak.
Sulit membedakan antara
mana yang dianggap penting dan yang tidak. Bila kedua hal itu dianggap
sama-sama memiliki makna dan arti yang sangat penting, lantas hal yang mana
dulu yang harus di prioritaskan?
Sekali lagi mengapa
harus ada keprioritasan?
Terkadang kita lupa
bahwa segala sesuatu yang kita prioritaskan belum tentu memprioritaskan kita
juga, jadi pada dasarnya, bila kita tau bagaimana cara kita untuk bersikap,
kita akan mengerti apa saja yang harus menjadi prioritas kita.
"Don't have negative thought or thing you can't control. Instead invest your energi in the positive present moment." -Lita-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar