Senin, 26 Oktober 2015

Tentang Aku


TENTANG AKU

Aku hanyalah seseorang yang sebenarnya tidak begitu paham mengenai kisah segelintir muda dan mudi yang kian menjadi suatu warisan turun-temurun untuk saling mengikat cinta. Iya cinta! Hal yang sering dirasakan, tapi tidak mengerti keberadaannya. Siapa aku? Aku adalah aku. Aku bukan peramal yang bisa menebak seseorang sedang dalam posisi jatuh cinta atau tidak. Aku bukan seorang pesulap yang mungkin bisa merubah perasaan seseorang. Aku bukan embun di pagi hari yang bisa membuat daun jatuh cinta terhadapku. Aku bukan penghapus yang rela ‘habis’ hanya karena kesalahan. Aku bukanlah tinta pulpen yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja tercoret diatas jernihnya kertas putih.
Aku juga bukan kertas yang selalu siap dihancurkan ketika tidak dibutuhkan. Aku bukan sepasang sepatu yang selalu bisa mengiringi indahnya langkah kaki kemanapun mereka pergi. Aku bukan bahasa yang tiap saat percaya dengan kata-kata. Aku bukan seperti kertas kosong yang tujuannya tidak tau untuk apa. Aku juga bukan sebuah bantal yang setiap malam selalu mengiringi tangisan dan air mata seseorang. Aku bukan seperti terang rembulan yang bisa menjadi pusat pandangan puluhan ribu pasang mata pada malam hari karena memancarkan cahaya nan indah bak lukisan. Aku adalah aku sebagaimana aku ada sekarang. Aku tidak berusaha mengubah diri menjadi orang lain, ataupun berpura-pura menjadi orang lain. Aku dan hidupku yang terkadang bercampur emosi dan logika yang berusaha menyatu. Aku tetap menjadi aku. Aku yang berusaha meraih mimpiku. Aku yang juga berusaha mewujudkan apa yang ku mau seiring berjalannya waktu. Ini aku. Aku bukan kamu. Kamu bukan aku. Aku yang selalu merasa putus asa. Aku yang selalu merasa aku tak mampu. Mungkin aku hanya sebutir debu ditengah gersangnya pasir yang selalu mengharap akan datangnya hujan. Aku hanya aku. Begitu juga dengan kamu. Kamu hanyalah kamu. Aku dan kamu mungkin tidak bisa menjadi sebuah cerita yang menggoreskan kisah tentang indahnya perasaan yang terpendam dalam hati kecil ini. Tak berarti pasti, tak bermakna arti. Aku melewatinya. Melewati itu semua tanpa pilu, ratap dan haru. Tetes demi tetes peluhku yang berjatuhan dan tidak mengusikku. Lelah dan letih tidak menggangguku. Aku ternyata hanyalah aku. Aku sadari itu. Aku punya sisi dimana pilu dan kelabu berusaha untuk menjadi satu. Kemudian aku terus berpikir, aku ternyata hanyalah aku. Aku tidak mampu jadi kamu. Kamu mungkin juga tidak mampu menjadi aku. Aku yang seolah berselimut jiwa yang juga bisa rapuh, sayu dan akhirnya ku layu. Kamu yang mungkin mampu mengubah kelam hidupku menjadi indah dan berwarna, kini mungkin hanya bisa mengurungku dalam hampanya ruang kosong yang penuh dengan kenangan yang kian berlarian dan memikul beratnya bebanku. Aku hanyalah aku. Aku tak mampu bicara. Aku tak mampu menjelaskan. Karena aku hanyalah aku. Aku yang tak mampu menjadi kamu. Kamu yang seolah menjadi pelangi sesaat dalam kelam dan kelabunya hidupku.



Created By : Lea Verlita Ranti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar