SAHABAT, RASA DAN CINTA
Semuanya
masih karena persahabatan. Canda itu, tawa itu, rasa itu masih dalam naungan
persahabatan yang kini kian beranjak dewasa layaknya sang remaja. Adalah hal
tersulit ketika dua insan yang berlawanan jenis saling mengikat jalinan
persahabatan yang tanpa diketahui telah menyimpan rasa antara mereka. Semuanya
masih karena persahabatan. Satu pihak yang begitu malu untuk mengungkap rasa
dibalik persahabatan, dan di pihak lain yang terlalu enggan untuk merasakan
cinta dalam naungan persahabatan. Apakah ini hal terlarang? Kurasa tidak. Namun
disisi lain, naluriku pun ikut bertanya. Berjuta pertanyaan yang kian berlari
dibenakku. Apakah aku salah? Apakah ini
hal yang wajar? Tapi mengapa hal ini bisa terjadi sedang kita sudah bersahabat
sedari dulu?. Ya! Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang kerap kali
muncul didalam benakku tentang rasa yang sebenarnya sudah lama terpendam dan
aku tak mampu untuk bicara. Aku tak mampu untuk mengatakan apa yang seharusnya
ku katakan. Aku tak mampu menjadi aku yang dulu, yang selalu bisa menceritakan
semua hal yang ku alami dengannya. Berbeda! Saat itu, aku hanyalah aku. Sebatas
seorang sahabat yang masih takut akan beratnya resiko bila terus memendam rasa
yang kian semakin dalam kurasakan. Semua masih karena persahabatan. Aku yang
hanya bisa mengagumi dari jauh, aku yang hanya bisa menyimpan dan
menyembunyikan tentang perasaan yang kian luluh lantak ini. Aku hanya tidak
ingin dia mengetahuinya. Cinta sendiri itu sudah cukuplah bagiku. Selalu menjadi
sebuah misteri yang masih membayangi hari-hari yang telah ku lalui dengannya. Apakah aku mencintainya lebih dari sekedar
sahabat? Atau adakah alasan lain untuk mencintainya selain karena persahabatan?
Atau berhakkah aku menyayanginya lebih dari ini?. Semuanya masih karena
persahabatan. Masih terlintas dalam bayangan masa lalu ketika kaki kecilku
melangkah sedikit demi sedikit menghampirinya dengan alunan melodi yang indah.
Tanpa rasa malu dan ragu pun kita bertemu, kita bermain, kita saling
mengucapkan kata yang tidak kita sadari kata-kata itu akan kita rasakan ketika
kita dewasa nanti, aku menangis saat itu dan diapun menghiburnya, kita yang
dulu saling bertengkar dan dengan raut wajah yang polos kita saling meminta
maaf tanpa dihalangi dengan rasa malu dan ragu yang kini aku rasakan. Ya! Semua
kenangan itu. Semuanya masih karena persahabatan. Aku mungkin mencintainya
lebih dari sekedar sahabat. Aku menyayanginya lebih dari seorang sahabat yang
selalu ada setiap waktu. Hanya karena semuanya demi persahabatan. Yang tidak
akan kubiarkan ikut larut dalam egoisnya perasaan yang kian semakin menyiksa
batinku. Tentang aku dan sahabatku.
Created By : Lea Verlita Ranti